Sunday, July 24, 2011

Kematian itu nasehat

Hari-hari belakangan ini saya beberapa kali mendapat berita duka. Seorang kawan dalam usia yang produktif dengan karier cemerlang mendadak dipanggil yang Maha Kuasa. Seorang kawan dosen muda, Dalam usianya yang 27 tahun tanpa diagnosa yang jelas dari dokter juga menemui ajalnya setelah dirawat kurang dari seminggu. Dan beberapa orang yang saya kenal dengan sakit yang tidak parah tiba-tiba saja mendahului kita. Terkadang logika kita yang linier tersentak, semuda itukah? secepat itukah? penyakit apakah?. Sungguh kematian adalah rahasia Tuhan.

Dalam filsafat barat yang menjadi titik tolak ilmu pengetahuan dan peradaban kita hari ini, Manusia adalah sentrum alam semesta (Antroposentris). Pandangan ini berasal dari mitologi yunani yang percaya bahwa manusia memiliki kemampuan untuk mengatasi seluruh masalahnya dan menafikan peran Tuhan. Dengan pemahaman ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat, sebagian manusia pun menjadi semakin yakin bahwa manusialah penguasa jagad raya ini. Tapi ternyata Pandangan tersebut sangat rapuh dan tak berkutik didepan fenomena kematian. Manusia ternyata begitu tidak berdaya melawan takdir Allah. Allah telah berfirman, Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati (QS.Ali Imran :185 ). Jangankan menghindarinya, menundanya barang sedetikpun manusia tak berdaya. Firman Allah: Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.(QS .Al Jumuah : 62).

Kematian adalah suatu kepastian, seperti halnya pergantian siang dan malam.” Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati, dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup . Dan Engkau beri rezki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab (batas).”(QS.Ali Imran:27). Sehingga kematian tidaklah pantas untuk ditakuti. Adanya kematian bukanlah akhir dari kehidupan , namun menjadi pintu untuk kehidupan selanjutnya bagi yang meninggal dan nasihat bagi kita yang masih hidup . Nasihat agar lebih menghargai kehidupan. Untuk menyadari bahwa suatu saat yang entah kapan kita akan dipanggil mempertanggungjawabkan segala perbuatan selama hidup yang diberi peran dan tanggung jawab untuk mengabdi kepada Allah dan menjadi khalifah dimuka bumi.Allah berfirman: Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.(Q.S.Adz Dzariyaat:56) . Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS.AlBaqarah:30)

Kematian mengingatkan kita yang masih memiliki sisa umur untuk tidak terus berada dalam kerugian dengan mengerjakan amal shalih dan menasehati dalam kebenaran dan untuk tetap sabar .Allah berfirman : Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS.Al ‘Ashr:1-3) . Kematian bagi kaum beriman tidaklah pantas untuk ditakutkan, yang pantas ditakutkan adalah bekal menghadapi hari pembalasan. Hari dimana Kebajikan dan keburukan yang sekecil apapun akan mendapat ganjaran Allah:

Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka[1596], Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan seberat dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.Dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan sebesar dzarrahpun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya pula.(QS. Al-Zalzalah :6-8). Pada ayat yang lain Allah berfirman: Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(QS.Al Hasyr :18)

Semoga kita masih diberi kesempatan untuk bisa terus beramal shalih dan beribadah kepada Allah tanpa mempersekutukannya agar kita bisa mendapatkan kenikmatan yang besar di akhirat nanti yaitu berjumpa dengan Allah sesuai firman-Nya : Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: “Bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa.” Barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya.”( QS. Al-Kahfi: 110). Dan semoga jiwa kita kembali kehadapan Allah dengan tenang, hati yang puas dan dirihoi-Nya sebagaimana firmannya : Hai jiwa yang tenang.Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya.Maka masuklah ke dalam jama’ah hamba-hamba-Ku,masuklah ke dalam syurga-Ku.(QS Al Fajr.27-30)